Alkisah seorang ayah, perwatakannya alim... Si
ayah mencari rezeki dengan mengambil upah memotong rumput dari rumah ke rumah,
bagi menyara kehidupan keluarganya... Si ayah mempunyai beberapa orang anak...
Sedikit tidak bertuah, kesemuanya anaknya agak kasar dan sering melawan cakap
si ayah... Namun, si ayah redha... Si ayah sentiasa redha, dan tidak berhenti
mendoakan kebahagiaan anak-anaknya, walaupun sering katanya dibantah...
Dijadikan cerita, suatu hari si ayah bersiap
untuk memotong rumput sepertin kebiasaannya... Cuma hari itu, sedikit awal dia
bersiap, kerna ingin memotong rumput di rumah seorang bangsawan...
Ke dapur, si ayah ingin bersarapan... Masih
tiada sajian sarapan pagi itu... Bertanya si ayah pada anaknya, “Nak, sarapan belum siap??? Ayah dah nak pergi
memotong rumput... Hari ni, ayah kena pergi awal sikit, takut tak sempat siap
sebelum petang...”. Namun, dijawab kasar anaknya, “Ayah ni!!! Tak
sabar-sabar!!! Orang bangun lambat, nak buat macam mana?!”. Sedikit terguris
hati si ayah... Namun, seperti biasa, dia sabar... Duduk dia di meja makan,
menanti sarapan siap... Selesai bersarapan, bertolak si ayah ke rumah bangsawan
untuk memotong rumput...
Di rumah bangsawan, Alhamdulillah segalanya
berjalan lancar bagi si ayah... Terfikirlah si ayah, “Alhamdulillah, tinggal sedikit saja lagi
rumput untuk dipotong... Insya-Allah, sebelum Zohor sempat habis potong semua
rumput ni...”. Malangnya, dengan tidak semena-mena motor pemotong rumput
mati... Diperiksa minyak dalam tangki motor, masih banyak... Diperiksa
kalau-kalau ada rosak, motor tu baik-baik saja... Si ayah cuba menghidupkan
motor tu, berulang-ulang kali sehingga penat... Terduduk si ayah, kehairanan
dalam kepenatan, sehingga terlelap di pondok berteduh...
Tersedar si ayah dari lena, tatkala bahunya
disentuh anak tuan rumah... Sudah masuk waktu Zohor, katanya... Si ayah meminta
izin untuk menumpang solat di rumah itu, dan dibenarkan... Seusai solat,
terlintas di minda si ayah tentang apa yang berlaku pagi itu... Lalu, si ayah
teringat bahawa dia belum meredhai perlakuan anaknya... Si ayah beristighfar,
dan meredhai apa yang berlaku pagi itu...
Selepas menyarung kembali pakaian kerjanya, si
ayah cuba menghidupkan motor pemotong rumput... Alhamdulillah, motor pemotong
rumputnya hidup... Maka, si ayah meneruskan kerjanya sehingga selesai...
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Pengajaran segera yang
dapat kita ambil daripada kisah ini, ibu bapa hendaklah sentiasa redha
dengan anak-anak... Saya kongsikan kisah ini, bukan berniat untuk
menyatakan bahawa ibu bapa wajib redha dengan anak-anak, walaupun diperlakukan tidak
selayaknya... Tersangat besar pengorbanan ibu bapa yang sanggup berbuat
begitu... Dan, tersangat tidak patut dan amat tidak layak, saya sebagai
seorang anak, mengharapkan sedemikian daripada ibu bapa...
Sebenarnya, jika kita
amati dengan teliti kisah ini, Insya-Allah kita dapat kesan pengajaran hebat
yang tersirat... Betapa Allah SWT redha dan sayangkan si ayah itu...
Sungguhpun layak bagi si ayah yang terguris hati untuk tidak meredhai anaknya,
namun Allah tidak benarkan itu berlaku... Sayangnya dan redhanya Allah SWT
pada ayah itu, tidak mengizinkan si ayah menyimpan dendam akan anaknya...
Selain itu, kesan daripada
redha si ayah yang berpanjangan akan anak-anaknya, Allah SWT turut redha pada
anak-anak tersebut... Tidak Allah SWT benarkan anak-anak tersebut hidup
tanpa redha ayah mereka, walhal cuma sehari... Allah SWT tetap menginginkan
anak-anak tersebut hidup dengan redha si ayah, walaupun perangai mereka agak
kasar... Itu kesan daripada sikap si ayah yang sentiasa redha akan
anak-anaknya...
Sejauh soal sampai bila
anak-anak itu akan bersikap kasar, Insya-Allah sampai saat Allah SWT inginkan
mereka berubah menjadi insan yang baik, anak yang terbaik, mereka akan
berubah... Kun fa yakun... Jika Allah SWT menginginkan sesuatu terjadi, maka
jadilah sesuatu itu... Kita sebagai hambanya yang lemah, perlu terus berdoa
dan yakin akan kekuasaan Allah SWT...
Persoalannya, di mana
duduknya kita, berbanding si ayah tersebut??? Si ayah yang bekerja memotong
rumput, tiap hari lelah membanting tulang mencari rezeki untuk keluarganya...
Namun, mampu berlapang dada dan redha dengan sikap anak-anaknya... Sedangkan
kita, balik dari pejabat, penat hanya sedikit, asyik berkecil hati dengan
kerenah seorang dua anak-anak... Begitu mudah kita rasa hilang ketenangan dan
goyah pertimbangan, lantas terus menjadikan anak-anak derhaka... Tapi, kita
masih mengharapkan Allah redha dengan kita??? Bayangkan jika Allah SWT
senang berkecil hati, seperti kita... Entah berapa banyak azab Allah
menimpa kita... Allah SWT Maha Sabar dengan kerenah hamba-hambanya... Namun,
kita begitu mudah hilang sabar dengan seorang dua anak kita... Apatah lagi,
jika kita berurusan dengan anak orang lain (kerjaya seperti guru), yang
keberkatan anak-anak orang itu turut tergantung pada kita... Pendek kata, kita
kena lebih bijak jaga hati, kawal emosi, agar tidak mudah tersinggung... Kita
kena lebih banyak muhasabah diri, agar lebih mudah berlapang dada dan redha...
Sebagai anak, jangan pula
kita suka mengambil kesempatan... Ibu bapa selalu berlapang dada, bukan
bermaksud peluang untuk kita terus menderhaka... Cuba renungkan, kenapa hidup
kita masih bahagia??? Boleh jadi, kita masih belum diazab Allah kerna ibu
bapa selalu redha akan kita... Menderhaka pada ibu bapa, azabnya terus di
dunia dan berpanjangan sehingga akhirat... Jadi, jika hidup kita masih senang,
itu maksudnya redha ibu bapa masih ada... Redha itu masih rezeki kita,
lantas Allah masih sayangkan kita... Oleh itu, bersyukurlah pada Allah SWT
dan berterima kasihlah pada ibu bapa kita... Doakan ibu bapa dan hargailah
mereka, kerna mereka masih redha akan kita...
Sebuah citra, semoga
menjadi pengajaran bagi ibu bapa juga anak-anak... Ibu bapa, redhalah... Kerna
redha ibu bapa sangat bermakna, buat anak-anak, juga untuk diri ibu bapa
sendiri... Kepada anak-anak, jika hidup kita senang, boleh jadi itu berkat
redha ibu bapa... Bersyukurlah... Berterima kasihlah... Hargailah...
REDHA ALLAH LETAKNYA PADA REDHA IBU BAPA...
KATA-KATA YANG ADA MAKSUD MENDALAM...
PADA ANAK-ANAK...
JUGA IBU BAPA...
BAGI SETIAP KELEBIHAN, ADA AMANAH YANG BESAR...
Tiada ulasan:
Catat Ulasan