Si anak kecil berlari masuk ke dalam kereta sebaik sahaja kereta ayah yang datang menjemputnya berhenti di luar pagar sekolah... Dengan penuh kegirangan si anak kecil berkata...
“Ayah, tadi ada seorang pelajar baru masuk kelas... Perempuan... Comel sangat...”
Si ayah menjawab...
“Anakku, dirimu ke sekolah untuk menuntut ilmu... Bukannya untuk sekadar melihat orang... Janganlah kamu menilai comelnya paras orang lain sehingga dirimu terpuja akan dia... Bimbang juga dirimu akan terlalu membandingkan paras orang sekelilingmu sehingga terkeji rupa mereka...”
Si anak kecil membesar remaja... Alhamdulillah, keputusan akademiknya cemerlang dan layaklah dia ke institusi pendidikan yang agak ternama... Suatu cuti semester, si anak pulang berjumpa ayahnya dan berkata...
“Ayah, rasanya sukakan seorang perempuan... Cantik orangnya, memikat diri ini untuk memilikinya...”
Si ayah menjawab...
“Anakku, belajarlah dulu buat masa sekarang... Insya-Allah, jika jodohmu dengan dia, tak ke mana... Jika jodohmu bukan dengannya, ada jodoh lain buatmu nanti... Insya-Allah...”
Si anak meningkat dewasa... Kini, dia pulang bertemu lagi dengan ayahnya dan berkata...
“Ayah, rasanya diri ini sudah sedia untuk berkahwin... Jodohkanlah anakmu ini...”
Si ayah menjawab...
“Sabarlah anakku... Sesungguhnya dirimu belum bersedia... Binalah hidupmu... Dari segi zahir dan batin, mungkin dirimu telah bersedia... Namun, apakah telah seimbang segalanya?”
Persoalan oleh ayahnya itu tergantung dan membuatkan si anak terus berfikir... Sehingga suatu saat, ketika si anak pulang ke pangkuan keluarga, dirinya kini semakin matang berbanding sebelumnya... Ketika telah masuk waktu solat dan mereka sekeluarga bersiap untuk solat berjemaah, si anak berkata kepada ayahnya...
“Ayah, izinkan saya mengimami solat ini...”
“Silakan anakku...”
Setelah selesai solat berjemaah dan bersalaman, sambil tersenyum, si ayah berkata kepada si anak...
“Anakku, apakah dirimu telah punya calon untuk dijadikan pasangan hidup yakni sebagai isterimu?”
Si anak mengerutkan dahi seraya menjawab...
“Ada ayah... Tapi kenapa ayah bertanya demikian?”
Si ayah memandang tepat ke mata si anak dan bersuara...
“Anakku, Alhamdulillah kini telah tiba masa untukmu berumahtangga... Khabarkan kepada ayah siapa calon piihan hatimu agar ayah dan ibu dapat bertanyakan khabarnya apakah dia sudi...”
Tiada ulasan:
Catat Ulasan